itahpost.com – Di sebuah desa kecil bernama Sinarjati, hiduplah dua sahabat karib bernama Arman dan Bimo. Mereka tumbuh bersama, bermain di ladang, dan berbagi impian. Meski begitu, ada satu hal yang membedakan mereka: kejujuran. Minggu (05/01/2025).
Arman adalah sosok yang jujur. Ia selalu mengatakan apa adanya, bahkan jika itu menyakitkan. Bagi Arman, kejujuran adalah jalan hidup yang harus dijalani. Sementara itu, Bimo sering kali tergoda untuk berbohong demi kenyamanan atau keuntungan pribadi. Ia percaya bahwa sedikit kebohongan tidak akan menyakiti siapa pun.
Suatu hari, desa mereka dihadapkan pada sebuah tantangan besar. Harta benda berharga milik kepala desa hilang. Penduduk desa panik, dan kepala desa menawarkan hadiah besar bagi siapa saja yang bisa menemukannya.
Arman dan Bimo memutuskan untuk mencari harta itu bersama. Mereka menyusuri hutan, melewati sungai, hingga akhirnya menemukan petunjuk penting di sebuah gua tua. Di dalam gua tersebut, mereka menemukan peti berisi harta yang hilang.
Namun, di saat yang bersamaan, timbul perbedaan di antara mereka. Bimo ingin menyembunyikan sebagian harta itu untuk dirinya sendiri sebelum mengembalikannya. Ia berpikir bahwa tidak ada yang akan tahu, dan mereka bisa menikmati hadiah itu bersama. Namun, Arman menolak ide tersebut dengan tegas.
“Ini bukan milik kita, Bimo. Jika kita mengambilnya, kita sama saja mencuri,” ujar Arman dengan nada tegas.
Bimo tergoda, tetapi akhirnya ia mengikuti Arman dan mengembalikan harta itu sepenuhnya kepada kepala desa. Kepala desa sangat terkesan dengan kejujuran mereka dan memberikan hadiah yang pantas.
Setelah kejadian itu, Bimo mulai merenungkan arti kejujuran. Ia menyadari bahwa kejujuran Arman telah menyelamatkan mereka dari potensi masalah besar dan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap mereka.
Sejak hari itu, Bimo bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih jujur. Ia belajar bahwa kejujuran, meski kadang sulit, selalu membawa kebaikan. Sementara itu, Arman terus hidup dengan prinsipnya, menjadi teladan kejujuran di desa mereka.
Cerita ini menjadi legenda di Sinarjati, mengajarkan generasi berikutnya tentang pentingnya kejujuran dan konsekuensi dari kebohongan.