itahpost.com, BARITO TIMUR – Para petani di Desa Tampa, Kecamatan Paku, Kabupaten Barito Timur (Bartim), menunjukkan optimisme baru setelah berhasil menjual 12 ton gabah hasil panen mereka kepada Perum Bulog Cabang Buntok. Penyerapan ini menjadi sinyal positif bagi kelangsungan usaha tani di wilayah tersebut, yang saat ini masih berada di masa panen.
Kepala Perum Bulog Cabang Buntok, Sutaryo, turun langsung ke lapangan untuk memantau proses penyerapan gabah. Ia mengungkapkan bahwa gabah yang diserap terdiri dari gabah kering panen dan kering giling dari berbagai varietas, baik unggul maupun lokal. Adapun harga pembelian gabah kering panen ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram.
“Penyerapan hari ini mencapai lebih dari 12 ton, dan ini baru tahap awal karena proses panen petani masih berlangsung,” ujar Sutaryo di sela kegiatan, Senin (05/05/2025).
Kebijakan harga yang sesuai dengan harapan petani membuat antusiasme mereka meningkat. Para petani berharap program penyerapan oleh Bulog ini dapat berjalan konsisten, sehingga turut menjaga stabilitas harga dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Paku, Hariani, menyampaikan bahwa keberhasilan ini tak lepas dari pentingnya pendampingan yang dilakukan penyuluh pertanian di lapangan.
“Kami berharap penyuluh di seluruh desa di Kecamatan Paku terus aktif memfasilitasi kebutuhan petani, mulai dari penyediaan sarana produksi hingga pendampingan pascapanen,” ungkap Hariani.
Menurutnya, semangat petani untuk meningkatkan produksi cukup tinggi, terutama dengan adanya tambahan kuota pupuk subsidi dan ketersediaan kios pupuk resmi di wilayah tersebut.
Namun demikian, Hariani menyoroti persoalan infrastruktur jalan sebagai hambatan utama di lapangan. Kondisi jalan utama yang rusak berat mengganggu kelancaran distribusi hasil pertanian, termasuk proses pengangkutan gabah ke Bulog.
“Jalan Maduningrat, yang menghubungkan Desa Tampa dengan Desa Ipumea, saat ini sangat memprihatinkan. Tadi saja truk pengangkut gabah harus ditarik menggunakan traktor karena jalan rusak parah. Peningkatan jalan ini menjadi harapan besar masyarakat agar pertanian bisa berjalan lebih maksimal,” terangnya.
Dua penyuluh pertanian dari Desa Tampa, Antorahatiano dan Ity Damayati, turut mendampingi langsung proses penyerapan dan sebelumnya telah melakukan inventarisasi gabah petani yang siap dijual ke Bulog.
Dengan dimulainya penyerapan gabah oleh Bulog, harapan petani untuk mendapatkan harga yang layak dan keberlangsungan usaha tani semakin terbuka lebar. Meski demikian, sinergi lintas sektor tetap dibutuhkan untuk menjawab tantangan di lapangan, khususnya dalam hal infrastruktur dan pendampingan teknis.