Keberadaan Rumah Betang Merupakan Wujud Persatuan Masyarakat Dayak

itahpost.com, BARITO SELATAN – H. Raden Sudarto anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Barito Selatan (Barsel), menyebutkan bahwa keberadaan rumah adat atau Rumah Betang merupakan wujud persatuan masyarakat Dayak.

 

Bacaan Lainnya

“Karena, Rumah Betang adalah salah satu kekayaan intelektual lokal asli Suku Dayak yang memiliki nilai luhur seperti kesetaraan sesama manusia, kebersamaan, kekeluargaan, persaudaraan dan persatuan,” ujarnya usai menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan Rumah Betang yang berlangsung di Taman Rusa, Jalan Pahlawan, Buntok. Sabtu (03/08/2024).

 

Ia menerangkan, Rumah Betang atau rumah panjang bagi masyarakat Dayak tidak hanya sekadar ungkapan legendaris dimasa kehidupan nenek moyang Suku Dayak, melainkan juga suatu pernyataan secara utuh dan konkret tentang tata pamong desa, organisasi sosial serta sistem kemasyarakatan, sehingga keberadaan Rumah Betang menjadi titik sentral kehidupan warga Suku Dayak itu sendiri.

 

Dimana, lanjutnya, nilai budaya yang dihasilkan dari proses kehidupan Rumah Betang itu sendiri, menyangkut soal makna dari kehidupan manusia, baik dari pekerjaan, perbuatan dan hubungan sesama manusia dengan alam sekitar serta dengan Sang Pencipta.

 

“Sebab, Rumah Betang adalah pusat kebudayaan masyarakat Suku Dayak, disanalah seluruh kegiatan dan segala proses kehidupan berjalan dari waktu ke waktu, sehingga dapat dikatakan Rumah Betang memberikan makna tersendiri bagi masyarakat Suku Dayak,” terang Legislator dari Fraksi PDIP Barsel itu.

 

Menurutnya, Rumah Betang memang bukan sebuah hunian mewah dengan aneka perabotan canggih seperti yang diidamkan oleh masyarakat modern di zaman sekarang, tapi keberadaannya cukup dilukiskan sebagai sebuah hunian yang sederhana dengan perabotan seadanya, namun, dibalik kesederhanaan itu, Rumah Betang menyimpan sekian banyak makna dan sarat akan nilai-nilai kehidupan yang unggul.

 

Ia menuturkan, tidak hanya sebagai lambang pemersatu masyarakat Dayak, Rumah Betang juga mampu menunjukkan bahwa mereka memiliki naluri untuk selalu hidup bersama dan berdampingan dengan warga masyarakat lainnya, karena masyarakat Dayak sangat mencintai kedamaian dalam komunitas yang harmonis, sehingga mereka berusaha keras untuk mempertahankan tradisi Rumah Betang tersebut.

 

“Apalagi di zaman modern saat ini, keberadaan Rumah Betang sangat penting bagi daerah di Kalimantan Tengah, karena menjadi simbol perekat persatuan dan kesatuan masyarakat Dayak terutama di Kabupaten yang bersemboyan Bumi Dahani Dahanai Tuntung Tulus ini,” tutur pria yang akrab disapa Haji Alek itu.

 

Pada kesempatan itu, ia mengucapkan terimaksih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada segenap pihak yang telah terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pembangunan Rumah Betang tersebut, karena berkat kerjasama yang solid antara pemerintah daerah, DPRD dan Forkopimda serta masyarakat, akhirnya Kabupaten Barsel memiliki Rumah Betang yang sudah lama diidam-idamkan masyarakat Dayak.

 

“Saya harapkan momentum peletakan batu pertama pembangunan Rumah Betang ini menjadi tonggak awal semangat pelestarian budaya Suku Dayak dan cikal bakal menjadi rumah adat yang dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat Dayak di Kabupaten Barsel, serta menjadi awal yang sangat baik untuk kita bersama-sama merekatkan diri dalam nuansa persaudaraan sebangsa dan setanah air dalam keberagaman,” kata H. Raden Sudarto. (z).

Pos terkait